Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang (01/10/25) — Mahasiswa Universitas Diponegoro yang tergabung dalam Program WCU SDG’s FT menghadirkan inovasi ramah lingkungan bertajuk LRB Composter Initiative : Inovasi Pengolahan Sampah Kantin dan Sampah Organik di Kampus Teknik di lingkungan Fakultas Teknik Undip, Tembalang. Program ini menjadi langkah konkret untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dengan fokus pada pengelolaan sampah organik yang bernilai ekonomis dan berkelanjutan.

Program ini dilaksanakan oleh tim mahasiswa WCU SDG’s FT yang terdiri dari Kevin Samuel Jeremy Simangungsong, Adira Salman Hafizh, Muhammad Fatoni, Naila Nayyara Khairani, dan Alya Tsabita Prasetyarani dibawah bimbingan empat (4) Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), yaitu Dr. Ling Ir. Sri Sumiyati, S.T., M.Si., IPM., ASEAN Eng., Dr. Ir. Anik Sarminingsih, M.T., IPM., ASEAN Eng., Adnan Fauzi, S.T., M.Kom., dan Dr. Eng. Bimastyaji Surya Ramadan, S.T., M.T. Keempat dosen ini berperan penting dalam mengarahkan jalannya program, mulai dari perencanaan, pendampingan teknis, hingga evaluasi di lapangan. Selain itu, program ini juga mendapat dukungan dari Dr.-Ing. Santy Paulla Dewi, S.T., M.T. selaku PIC WCU FT.

Lubang Resapan Biopori adalah teknologi ramah lingkungan yang murah, mudah dibuat, dan berdampak besar bagi keberlanjutan lingkungan. Dengan luasnya manfaat yang diberikan—mulai dari pengurangan sampah organik hingga konservasi air tanah—penerapan biopori sangat layak diterapkan secara masif di lingkungan Fakultas Teknik Undip.

Dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan, Program WCU SDG’s FT UNDIP LRB Composter Initiative hadir untuk memberikan edukasi kepada seluruh jajaran yang berada di Fakultas Teknik terkait pengelolaan lingkungan. Penerapan lubang resapan biopori di Fakultas Teknik Undip memiliki beberapa manfaat strategis, terutama dalam mendukung upaya konservasi air dan pengurangan limpasan permukaan yang berpotensi menyebabkan banjir lokal di sekitar gedung perkuliahan. Selain itu, dengan banyaknya area terbuka hijau dan jalur pedestrian di lingkungan kampus, biopori juga dapat berfungsi sebagai sarana pengelolaan sampah organik yang lebih efektif. Sampah dari kantin mahasiswa, dedaunan dari area parkir, serta residu kegiatan praktikum dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengisi biopori sehingga secara tidak langsung mendukung program kampus hijau (green campus). Hasil dekomposisi dari sampah organik tersebut bahkan dapat diambil sebagai kompos dan digunakan kembali untuk pemupukan tanaman hias di sekitar taman fakultas.

Implementasi teknologi biopori di Fakultas Teknik Undip juga memiliki nilai edukatif dan sosial, karena dapat dijadikan sebagai media pembelajaran langsung bagi mahasiswa teknik dalam memahami konsep rekayasa lingkungan yang berbasis ekologi. Kegiatan pembuatan biopori dapat melibatkan himpunan mahasiswa atau unit kegiatan kampus sebagai bagian dari program pengabdian lingkungan internal. Dengan kolaborasi antara civitas akademika dan pengelola kampus, penerapan lubang resapan biopori berpotensi menjadi gerakan kolektif yang tidak hanya menyelesaikan masalah teknis seperti genangan air dan sampah, tetapi juga membentuk budaya peduli lingkungan di lingkungan akademik.

Oleh karena itu, lubang resapan biopori layak dijadikan sebagai salah satu program rutin di Fakultas Teknik Undip, baik sebagai fasilitas fisik pendukung lingkungan maupun sebagai sarana edukasi berkelanjutan. Dengan penerapan yang konsisten dan terencana, teknologi ini mampu memberikan dampak nyata terhadap peningkatan kualitas lingkungan kampus sekaligus menjadi contoh implementasi teknologi tepat guna dalam skala institusional.

Dengan diterapkannya Lubang Resapan Biopori di lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, kampus tidak hanya mampu mengelola air dan sampah organik secara efektif, tetapi juga menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung prinsip keberlanjutan. Inisiatif ini sejalan dengan visi Fakultas Teknik sebagai bagian dari upaya menuju World Class University (WCU), di mana inovasi teknologi berbasis ekologi dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan menjadi salah satu indikator unggulan. Lebih jauh lagi, penerapan biopori secara konsisten mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan nomor 6 tentang air bersih dan sanitasi, tujuan nomor 11 tentang kota dan komunitas yang berkelanjutan, serta tujuan nomor 12 terkait konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Dengan demikian, langkah sederhana seperti pembuatan lubang resapan biopori dapat menjadi simbol konkret integrasi antara pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan, sekaligus menguatkan posisi Fakultas Teknik Undip sebagai kampus yang inovatif, peduli lingkungan, dan berdaya saing global.