Mengusung tema “pengembangan energi baru terbarukan sebagai wujud transisi energi menuju net zero emission dalam pembangunan Indonesia di masa depan”, Seminar nasional yang dimoderatori oleh Dosen Departemen Teknik Lingkungan Undip Dr. Ika Bagus Priyambada, S.T., M.Eng.Sc., ini menghadirkan tiga pembicara, antara lain Direktur Utama PT Indonesia Power, Dr.Ir. H. M.Ahsin Sidqi, M.M.,IPU, Guru Besar Ilmu Lingkungan Undip, Prof Sudharto P.Hadi dan Kaprodi Magister Energi Undip, Dr.Ir Jaka Windarta.

Dekan FT Undip Prof. Ir. Mochamad Agung Wibowo, M.M., M.Sc., Ph.D. saat membuka acara mengungkapkan seminar nasional ini merupakan wujud dari kolaborasi dan sinergi antara Perguruan Tinggi dengan kalangan industri yakni PT. Indonesia Power. “Dengan adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Tri Dharma Perguruan Tinggi harus ditambah lagi dengan adanya networking, kolaborasi, atau sinergi. Seminar nasional ini menjadi titik awal bagi kita untuk saling berkolaborasi dan bersinergi.” ucap Prof. Agung.

Sementara itu, Direktur Utama PT. Indonesia Power Dr. Ir. H. M. Ahsin Sidqi, M.M., IPU., dalam paparan materinya yang berjudul Strategi PT. Indonesia Power Dalam Transisi Energi dan Pengembangan EBT menuju Zero Emission Carbon Neutral 2060, mengungkapkan bahwa Pemerintah RI telah berkomitmen mengembangkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) 23 persen pada 2025 dan mengurangi Gas Rumah Kaca (GRK) 29 persen pada 2030. Indonesia Power (IP) ikut melaksanakannya. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru 2021 lebih dominan mengembangkan EBT sampai 56 persen.

Guru Besar Ilmu Lingkungan Undip Prof. Sudharto P. Hadi, MES, Ph.D., dalam paparan materinya yang berjudul Mengembangkan Energi Berkelanjutan dan Berkeadilan, menjelaskan bahwa dalam pengembangan EBT akan menghadapi sebuah masalah yakni dalam sisi ekonomi akan sulit di capai karena masih tergolong mahal. Tetapi bila tetap melanjutkan pemakaian energi fosil, dampak sosial dan lingkungan secara ekonomi juga sangat mahal. Dalam kesempatan ini pula, Prof. Sudharto turut memberikan saran dan masukan pada Rancangan Undang-Undang (RUU) Energi Baru Terbarukan (EBT) yang tengah dibuat oleh Pemerintah.

Selain itu, Dosen Departemen Teknik Elektro/Kaprodi Magister Energi Undip Dr. Ir. Jaka Windarta, M.T., IPU, ASEAN Eng., dalam paparan materinya menjelaskan bahwa penggunaan energi fosil yang selama ini menjadi tumpuan dunia telah terbukti berkontribusi menpercepat laju pemanasan global.

Menurut Jaka Windarta, ada banyak potensi EBT yang bisa dikembangkan di Indonesia, antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Pembangkit listrik Tenaga Bayu (PLTB), dan Pembangkit Listrik Tenaga Bioenergi.

Dalam mencapai target Net Zero Emission, Pemerintah tengah menerapkan lima prinsip utama, yakni peningkatan pemanfaatan EBT, pengurangan energi fosil, kendaraan listrik di sektor transportasi, peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan indistri, dan pemanfaatan carbon capture and storage (CCS).

“Dalam hal energi, terdapat beberapa kebijakan yang dapat dilakukan untuk mendukung Net Zero Emission, yaitu penurunan intensitas energi (efisiensi energi), EBT, dan transisi ke kendaraan listrik. Komitmen dan kolaborasi multipihak diperlukan untuk merencanakan pembangunan Net Zero Emission Indonesia.” pungkas Jaka Windarta.